Jumat, 02 Oktober 2015

Male'an Sampi Lombok

 Male’an Sampi’’ Peninggalan Budaya Lombok

Dari sekian banyak event-event pariwisata yang di gelar Pemkab Lombok Barat (Lobar) atraksi budaya Male’an sampi (Karapan Sapi) menjadi andalan Pemkab Lobar. Seperti event lainnya, Male’an Sampi juga diupayakan dapat merangsang minat para wisatawan berkunjung ke Lobar khususnya.
Male’an Sampi sudah dikenal dan digemari oleh masyarakat petani maupun peternak sapi sejak zaman pemerintahan Hindia-Belanda sekitar abad ke-18 dan juga saat pemerintahan Jepang. Kegiatan itu terus berlangsung dibuktikan dengan adanya gambar Bendera Jepang pada Serumpungan atau kerotok sapi yang dipertandingkan. ‘’Kegiatan ini terus dipertahankan sampai sekarang, terutama di Kecamatan Narmada,
Dalam Bahasa Sasak Lombok Male’an Sampi terdiri dari dua kata yakni, Male’an yang berarti memalek atau mengejar dan kata Sampi berarti Sapi. Dalam Male’an Sampi ini, yang dikedepankan adalah kemampuan seseorang mengendalikan sepasang sapi yang dilengkapi dengan beberapa perlengkapan seperti Gau, Ayuga, Samet, dan Serumpungan atau Kerotok. ‘’Kegiatan itu diadakan pada sebidang tanah sawah datar dengan panjang kurang lebih 100 meter dalam keadaan terendam air,’’ katanya menambahkan.
Pasangan-pasangan sapi yang akan dipertandingkan dalam arena Male’an Sampi terlebih dahulu dihias kemudian diarak diiringi kesenian daerah Lombok, seperti Gamelan Kamput, Batek Baris Lingsar, Tawak-tawak dan sebagainya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar