Selasa, 22 September 2015

Film'PEREMPUAN SASAK TERAKHIR'

 Film'Perempuan Sasak Terakhir', merekam keindahan Lombok

Sebagai daerah tujuan wisata, Lombok belum lah seterkenal Bali. Padahal Lombok memiliki alam serta budaya cantik untuk dipamerkan. Hal ini yang menjadi dasar sineas asli Lombok, Sandi Amaq Rinjani dalam pembuatan film perdananya PEREMPUAN SASAK TERAKHIR.
"Ide sentral dari film ini adalah bagaimana benturan budaya modern terhadap adat istiadat masyarakat di sebuah kampung di Lombok. Kisah ini dibagi menjadi tiga alur kisah utama yang dijahit menjadi sebuah cerita utuh disatukan oleh kampung Sasak,
Sandi banyak menampilkan sisi keindahan pulau Lombok dalam filmnya. Dilatarbelakangi gunung dan pantai, film ini memberi banyak prespektif baru dalam berwisata. Sandi juga mengajak aktor lokal dalam film ini agar semangat budaya terasa lebih kental.
"Saya sadar bahwa film saya masih memiliki banyak kekurangan. Tapi saya beranikan diri mencoba memakai semua talenta yang ada di sekitar saya untuk membuat film ini. Memang kebanyakan kru dan peralatan masih mengambil dari Jakarta, tapi semoga PEREMPUAN SASAK TERAKHIR menjadi awal yang baik untuk langkah selanjutnya," ujar alumni Institut Kesenian Jakarta ini.
Sebagai produser, I Made Rethuyana berharap film ini bisa disandingkan dengan film komersil lain. "Saya memang tidak punya pengalaman dalam industri broadcasting dan entertainment, seperti film. Tapi saya melihat film adalah sebuah medium yang bisa mengangkat kearifan lokal dan industri lokal hingga bertumbuh kembang. Banyak anak muda Lombok yang kemudian tertarik menjadi TKI di luar negeri, sehingga melalui film saya harap pola pikir mereka berubah," papar Made.
Selain isu budaya yang terkikis oleh kemajuan zaman, banyaknya penduduk yang ingin menjadi TKI menjadi sorotan dalam film ini.bersama





Tidak ada komentar:

Posting Komentar