TENUNAN PRINGGASELA
Jika Anda ingin melihat bermacam jenis tenunan dan songket, jangan ragu untuk berkunjung dan berkeliling di Desa pringgasela.
Anda akan menemui wanita-wanita yang mengoperasikan alat tenun
tradisional di depan rumah mereka. Hasil kerajinan mereka adalah kain
tenun ikat dan songket tenun.
Bagi seorang gadis di Desa Pringgasela,
menenun adalah sebuah kewajiban yang harus dikuasai. Kemampuan menenun
merupakan salah satu bagian dari kebudayaan kearifan lokal Desa
Pringgasela. Sebelum menikah, seorang gadis harus membuat sebuah tenunan
untuk calon suaminya nanti. Selembar kain yang menjadi lambang cinta
dan kepatuhan. Dengan menenun, seorang wanita bisa membantu suaminya
dalam mencukupi kebutuhan hidup.
Di
Desa Pringgasela ini, Anda bisa mengikuti proses penenunan yang
dilakukan oleh seorang wanita. Mulai dari memintal benang, mengikat
benang untuk mendapatkan motif, pewarnaan, hingga menenun. Semua itu
dilakukan ketika seorang wanita mempunyai waktu luang, setelah
menyelesaikan pekerjaan rutin di rumah.
Dalam menenun, wanita penenun Desa Pringgasela
masih memegang nilai-nilai tradisional budaya. Anda akan menemui
peralatan menenun yang masih sederhana, ada yang besar dan ada yang
berukuran kecil. Untuk menghasilkan kain tenun ikat dibutuhkan alat
tenun yang berukuran besar. Sebaliknya, untuk menghasilkan tenun songket
biasanya menggunakan alat tenun yang berukuran kecil.
Peralatan tenun biasanya memiliki
sekitar 15 alat yang digunakan untuk membuat motif yang rumit. Sedangkan
untuk pewarnaan, para pengerajin tersebut masih menggunakan pewarna
alami. Seperti dedaunan dan kayu-kayuan. Kombinasi antara bahan-bahan
alami dan teknik menenun yang masih tradisional menghasilkan sebuah kain
tenun yang berkualitas. Sehingga Anda jangan heran, bila produk dari
Desa pringgasela ini terkenal sampai keluar Pulau Lombok.
Untuk
mengerjakan sebuah kain tenun, seorang penenun membutuhkan waktu
sekitar 3 minggu sampai 1 bulan. Tergantung dari ukuran dan kompleksitas
motif. Kain tenun yang paling diminati para pengunjung yaitu tenun motif khas Suku Sasak.
Seperti Primitif, Sarinadi, Songket Sunda dan Songket Lambe. Anda bisa
mendapatkannya dengan harga yang bervariatif pula. Mulai dari Rp.
200.000,- sampai 3 juta rupiah.
Selain kain tenun yang baru saja selesai
dikerjakan, Anda juga bisa menemui kain tenun yang berumur puluhan
tahun. Kain tenun yang ini tebuat dari bahan bulu, yang sengaja disimpan
oleh sang penenun. Kain tenun ini sangat cocok bagi Anda yang seorang
kolektor. Anda juga bisa mendapatkan kain tenun yang bervariatif
fungsinya. Tak hanya untuk pakaian adat saja, Anda juga bisa mendapatkan
kain tenun untuk bed-cover, taplak meja, hiasan dinding, serta selendang. Kain tenun yang bervariatif tersebut sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh.
Desa Pringgasela
berlokasi sekitar 54 Kilometer dari Kota Mataram, atau sekitar 1 jam
perjalanan. Anda bisa mengunjunginya dengan menggunakan kendaraan
pribadi. Dari Kota Mataram, Anda bisa menempuh rute
Mataram-Cakranegara-Narmada-Sedau-Mantang-Kopang-Terara-Sikur-Masbagik-Pringgasela.
Sedangkan dengan menggunakan angkutan umum, Anda bisa menaiki angkutan
dengan jurusan Mataram-Bertais . Kemudian
dilanjutkan dengan jurusan Bertais-Masbagik.
Puyo Puyo: The Definitive Edition Coming to Switch
BalasHapusNot to be confused with the PS4 카지노사이트 version, Puyo Puyo: Return To The Past is 메리트카지노 a new action game starring Puyo Puyo. With only the power of