MUSIK SEMPRONG
Di pulau Lombok, yang mayoritas dihuni oleh suku sasak, ada
sebuah kesenian tradisional yang keberadaannya hampir punah, yaitu kesenian
musik Semprong. Mungkin tak banyak yang tahu tentang kesenian yang satu
ini.Pada dasarnya musik yang mempergunakan bambu sebagai alatnya.Ada tiga alat musik utama yang digunakan, yaitu semprong,
suling dan pengkelek hujan. Ada dua jenis semprong yang digunakan yaitu
berukuran besar dan kecil. Semprong kecil yang berukuran 80 cm dibuat dari kayu
selelo, sementara semprong besar yang berukuran satu meter lebih menggunakan
bambu sentul yang berbuku panjang. Bambu tersebut kemudian dibentuk seperti
terompet. Dipilihnya bambu jenis selelo dan sentul ini, karena kedua jenis
bamboo inilah yang mampu menghasilkan nada dengan baik.
“Semprong menghadirkan nada penghormatan kepada alam,
sehingga mampu menghadirkan berbagai nada yang mencitrakan tunduk pada alam,
seperti suara ombak, suara pemujaan, suara binatang seperti anjing, dan
berbagai suara alam yang lain” terangnya kembali.Memang bila disimak alunan
nada yang dihasilkan, mampu menggiring imajinasi untuk berkelana menembus ruang
dan waktu. Seakan berjalan di tengah hutan seraya mendengarkan orkestrasi alam
yang megah, hingga sesekali diajak untuk menembus lautan, mendengarakan
lantunan nada dari gemericik ombak yang menghempas lautan, atau Susana pedesaan
yang penuh dengan ketenangan dan sangat bersahaja. Sebuah visualisasi yang
tercipta dari lantunan nada musik semprong.Mendengarkan musik semprong, tidak
semudah memainkannya. Dibutuhkan kiat khusus untuk menghadirkan untaian nada.
Hal inilah yang menjadi salah satupenghambat proses regenerasi di kesenian yang
satu ini, walaupun hal tersebut bukanlah sesuatu yang vital, karena semua
memang memerlukan proses pembelajaran.“Semprong menghasilkan nada bass di
setiap tiupannya. Dan untuk meniup alat ini tidaklah gampang, karena
menggunakan rongga diafragma, atau nafas dada dan tenggorokan, agar
menbciptakan harmonissasi dengan alat lainnya, yaitu suling denngan pengkelek
hujan,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar