MAULID ADAT DESA SEMOKAN BAYAN
Masyarakat dusun adat semokan Desa Sukadana Kecamatan Bayan
Kabupaten Lombok Utara saat ini mengadakan ritual adat maulid adat.Acara ini tergolong masih sakral jauh dari segala hal yang berbau
modern.
Desa
semokan merupakan salah satu dusun terpencil yang terletak di desa
Sukadana Kecamatan Bayan Lombok Utara. Seperti kita ketahui bahwa Bayan
merupakan pusat tradisi kebudayaan kuno di Pulau Lombok. Diantara semua
tradisi yang paling menonjol kita dengar adalah Maulid Adat. dalam
prosesi adat di Semokan dilakukan betul-betul berbeda dengan prosesi
adat yang dilakukan di tempat lain. Setiap warga atau masyarakat yang
datang ke Semokan harus mematuhi peraturan-peraturan yang sudah
ditentukan oleh para pemangku adat. Aturan-aturan yang dibuat harus
diikuti dan ditaati oleh setiap warga adat dan pengunjung. Metode ini
dilakukan agar tidak ada terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena
maulid adat di Desa Semokan ini masih dibilang sakral dan jauh dari
sifat modernisasi.
Setiap
orang yang datang baik warga dan pengunjung diwajibkan menggunakan
pakaian adat, yang laki-laki harus menggunakan kain songket, dan sapuk.
para wanita diibaratkan seperti bidadari tanpa menggunakan baju, namun
menggunakan stagen untuk mengikat kain dan penutup bagian dada dan
dilengkapi dengan selendang sebagai pelengkap. sebagai bentuk kesakralan
dusun semokan, setiap laki-laki dan wanita yang datang tidak
diperbolehkan menggunakan celana atau celana dalam bentuk apapun selain
songket serta tidak di perbolehkan untuk memakai sandal.
Setelah
semua persiapan dilakukan oleh pengunjung yang datang dari luar baik itu
untuk liputan atau hanya sekedar menyaksikan, harus melakukan beberapa
perosesi ritual untuk dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
ritual pertama yang dilakukan oleh pengunjung dari luar desa adalah
besuci "bebersin" yaitu bersuci dengan cara berkumur, mencuci muka dan
kaki di sumur menggunakan cedok tempurung kelapa, "sumur pembersih" ada
disungai jalan masuk meuju kampu atau rumah adat. setelah bersuci,
barulah di lanjutkan ritual kedua yaitu" bsembeq" memberikan tanda di
dahi pengunjung atau warga adat dengan menggunakan pamak yang berwarna
merah.
Dalam
ritual menyembeq ini pengunjung harus melalui tiga tahapan, yaitu
melewati tiga rumah adat dan didalam tiga rumah itu ada tiga kepala
keluarga yang akan kita lewati agar pengunjung luar bisa mengikuti
rangkaian acara adat yang sudah di tetapkan. kepala keluarga itulah yang
nantinya akan memberikan sembeq kepada orang luar yang ingin
menyaksikaan maulid adat tersebut. setelah kita di sembek oleh tiga
pemangku rumah adat, maka dengan itu kita sudah diberikan izin untuk
menyaksikan atau meliput kegiatan adat tersebut. sebelum pada tahap
penyembeqan maka dalam tiga rumah adat itu memiliki pemangku yang
berbeda-beda,
Setelah kita mendapat restu dari tiga pemangku
rumah adat itu, maka kita sudah termasuk dalam adat tersebut dan wajib
hukumnya kita mematuhi peraturan yang berlaku. adapun hal yang paling
dilarang dalam perosesi adat itu iyalah berjualan, karena apabila ada
salah seorang yang kedapatan berjualan maka hukumnya adalah denda satu
ekor kerbau. aturan itu melarang berdagang karena menurut kepercayaan
mereka, kita adalah sama tidak ada bupati, gubernur dan bahkan presiden
sekalipun. apabila dia memasuki wilayah adat yang disebut dengan kampu
maka ia harus mentaati aturan yang sudah berlaku.
Adat atau
tradisi yang ada di Semokan Desa Sukadana ini masih tergolong di
sakralkan dan akan terus dilestarikan itulah sebabnya diadakan peraturan
hingga membatasi pengunjung dalam mendokumentasikan kegiatan, meliput,
merekam bahkan mencari informasi yang dalam mngenai adat setempat untuk
dijadikan konsumsi publik. tujuan mereka adalah agar budaya adat yang
ada disana tidak ada campur tangan orang luar yang bisa mengakibatkan
adat tersebut hancur.
Ketika semua perosesi Sembean pengunjung
direstui oleh pemangku, maka barulah kita bisa ikut menyaksikan
perosesi adat. ada banyak sekali perosesi ritual adat yang ada pada
acara maulid adat ini namun orang-orang adat yang ada disana sangat
membatasi informasi untuk setiap pengunjung dan bahkan menyorot kamera
bahkan alat perekam yang dibawa oleh orang luar. dalam pengambilan
gambarpun kita dibatasi sekitar empat atau lima foto, tanpa menggunakan
flash dimalam hari karena dihawatirkan dapat merusak konsentarasi saat
menjalani perosesi adat.
Ada
beberapa desa juga mengadakan acara Maulid Adat di kecamatan bayan pada
hari yang sama diantaranya adalah Semokan, Anyar, Senaru, karang bajo
dan desa Bayan. karena menurut kepercayaan wargga setempat bahwa semua
desa tersebut merupakan satu kesatuan wilayah adat yang dikenal dengan
Masyarakat adat Bayan.
Dalam memiliki informasi mengenai adat,
ada beberapa hal yang dapat kami rubrik. mengenai semua rangkaian
upacara adat di Semokan. diataranya adalah sebagai berikut;
"Kampu"
merupakan sebuah rumah adat yang yakini sebagai area atau tempat pertama
kali di diami atau ditinggali oleh suku sasak islam di desa bayan.
dirumah adat itulah warga adat menyerahkan hasil panen dan ternaknya
yang disertakan dengan nazarnya. warga adat menyerrahkan semua hasil
panennya kepada inan mniq.
"Inan mniq" yaitu salah seorang permpuan
yang di percaya untuk menerima dan mengolah hidangan yang disajikan
kepada para kiyai, penghulu dan tokoh adat saat hari puncak perayaan
maulid adat.
Setelah semua itu dilaksanakan barulah warga adat
bahu membahu membersihkan tempat gendang atau gerantung (alat musik
tradisional, gong) yang akan disambut oleh sebagiaan kelompok adat.
Setibanya gendang gerantung pada tempat yang disediakan. gong gerantung
yang dimainkan akan dimainkan secara terus- menerus tampa henti, karena
apabila gong berhenti semua warga adat yang datang di areal rumah adat
itu harus pulang, karena konon kalau gong itu berhenti akan ada terjadi
hal-hal yang tidak kita inginkan. acara ritual dilanjutkan dengan
selamatan penyambutan dan serah terima dengan ngaturan lekes buak (sirih
dan pinang) sebagai tanda taikan mulud atau Rangkaian Maulid Adat di
mulai. sekitar pukul 15.30 Wita. Waktu itu dinamakan dengan "Gugur
Kembang Waru".
Ketika pukul 02.00 Wita semua peraja mulud
berkumpul dihalaman masjid kuno diadakan upacara perisaian yang umumnya
kita lihat, namun di Semokan ini tata cara perisaian dan waktunyapun
beda pada dari yang pernah kita lihat. alat perisai yang digunakan
berbentuk bulat seperti perisai jaman dahulu dan dilengkapi rotan
sebagai pemukul pada umumnya. namun yang sangat menganjal adalah kenapa
perisaian diadakan tengah malam.dan rata-rata yang kita lihat semua yang
pernah mengikuti pertandingan perisaian itu senang dengan luka memar
ditubuhnya.
tanpa merasa dendam atau menimbulkan pertikaian setelahnya. acara berlanjut sampai pagi.
Paginya
acara dilanjutkan dengan bersih-bersih dan setelah kira-kira pukul
14.00 baru dilanjutkan dengan acara "Bisoq Meniq" acara ini dilakukan
oleh para wanita yang sedang dalam keadaan suci (tidak haid). saat
melakukan ritual bisok meniq ini disepanjang jalan berpantangan untuk
berbicara atau berbisik-bisik, tidak boleh menoleh dan mematahkan
barisan. Setelah beras dicuci barulah dimasak menjadi nasi. Disaat yang
bersamaan laki-laki memotong hewan kurban 60 ekor kambing dan dua ekor
kerbau sebagai lauk pada hidangan malam terakhir.
Acara puncak
dari semua rangkaian kegiatan dilaksanakan pada hari rabu pukul 03.00
Wita dini hari. warga yang berbondong-bondong untuk bisa ikut pada
ritual terakhir itu sampai rela datang dari jam 20.00 malam agar tidak
ketinggalan saat acara puncak berlangsung. acara terakhir adalah acara
yang paling disakralkan oleh warga masyarakat adat karena menurut
kepercayaan masyarakat pada saat pembagian hidangan mulud disitulah Wong
Skabeh dipanggil untuk ikut merayakan pesta adat tersebut.
Pada
saat malam puncaknya tiba, barulah semua orang yang tidur dihalaman
kampu dibangunkan, selang beberapa menit setelah bangun. orang-orang
yang ada disana di perintahkan untuk duduk tanpa terkecuali. barulah
dilanjutkan dengan pembagian Ancak atau hidangan makan untuk semua
orang yang hadir.
"Ancak"yaitu tempat yang di rancang dan dibentuk
sedemikian rupa untuk dulang atau hidangan makanan, bentuknya persegi
empat yang tebuat dari bambu yang diulat. daun pisang untuk melapisi
nasi agar tidak cepat dingin dan pada atas hidangan terlihat tali yang
menyila dari sudut kesudut ancak persegi empat.
Setelah semua
Ancak dibagikan rata ke setiap pengunjung, barulah dimulai perosesi doa,
ini merupakan acara yang paling sakral karena semua makhluk dihadirkan
untuk bisa ikut berdoa. semua orang merasakan angin kencang sembari
menunggu doa dipanjatkan. pada saat do'a dimulai suara Amin Menggema
tanpa kita tahu darimana arah semua suara itu. Hembusan Angin Yang
melingkar disekitaran hutan mengelilingi rumah adat menandakan bahwa
semuua makhluk itu hadir.
Ini
memang terlihat aneh tapi nyata, oleh sebab itulah kita dibatasi
didalam menggali informasi lebih jauh dan mendokumentasikan gambar
sebanyak-banyaknya sesuka kita sebagai orang luar yang menyaksikan adat
tersebut. karena di Smokan Inilah salah satu desa adat yang tidak boleh
dijadikan destinasi wisata dan smua orang luar yang mencari informasi
baik itu belajar, tidak boleh menceritakan atau mempulikasikan berita
tentang adat yang ada di Semokan.