Kamis, 28 Januari 2016
DUSUN TRADISIONAL SEMOKAN-DESA SUKADANA BAYAN
DUSUN TRADISIONAL SEMOKAN -DESA SUKADANA BAYAN
Dusun Semokan Desa Sukadana,Kecamatan Bayan,Kabupaten Lombok Utara, merupakan dusun adat yang pola hidupnya masih sangat sederhana dan tetap memegang teguh nilai adat istiadat,budaya warisan dari nenek moyang mereka.Dusun yang nyaman dan sepi karena jauh dari keramaian.Dusun Semokan terletak sekitar 7 km dari Desa Sukadana atau sekitar 14 km dari ibu kota Kecamatan Bayan.50 km dari Tanjung ibu kota Kabupaten Lombok Utara. Jika kita ingin berkunjung ke Dusun Semokan maka kita dapat melalui perapatan Sukadana menuju ke arah utara melawati jalan aspal sepanjang 5 km.bila kita sudah sampai di Dusun Tapen maka perjalanan akan dilanjutkan dengan berjalan kaki menelusuri hutan dan melintasi tiga buah sungai.Dengan berjalan kaki sejauh 2 km kita akan sampai di Dusun tradisional Semokan.
Kehidupan masyarakat Dusun Semokan sangat sederhana dan unik dengan tetap memegang teguh norma-norma adat,dan budaya yang kuat. Masyarakat Dusun Semokan hanya diperbolehkan menanam padi, jarak, dan sayur-sayuran, mereka tidak diperbolehkan menanam dan membudidayakan selain tanaman tersebut. Dan untuk hewan piaraan.mereka hanya boleh memelihara Kerbau, Kambing, dan Ayam,dan mereka tidak boleh memelihara hewan lainnya. Pada saat-saat tertentu mereka terbiasa mengadakan perburuan di sekitar hutan Gunung Rinjani.
Peralatan hidup yang mereka gunakan juga masih sangat sederhana dan tradisional,seperti peralatan rumah tangga yang mereka gunakan hanya terbuat dari bahan tanah liat, sebab aturan adat mereka tidak memperbolehkan untuk menggunakan peralatan-peralatan modern yang terbuat dari bahan logam. Sebagai alat penerangan, masyarakat setempat hanya menggunakan Jojor (lampu yang mereka buat dari bahan jarak dan kapas).
Pakaian yang digunakan masyarakat setempat adalah pakaian adat,dalam berpakaian mereka tidak boleh menggunakan celana dalam dan BH bagi warga perempuannya. Suasana kampung yang dikelilingi oleh hutan belantara sangat nyaman dan damai, tidak ada hiruk pikuk dan polusi. Perkampungan ini terasa tenteram sebagai tempat menyepi menenangkan pikikiran yang ruwet,Suhu udara di dusun ini berkisar antara 28 hingga 30 ºC.Dusun semokan hanya dihuni oleh komunitas adat yang berjumlah 16 Kepala Keluarga. Di perkampungan ini tidak terdapat konstruksi rumah modern sebab masyarakat Dusun Semokan sangat menjaga kelestarian arsitektur tradisional yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Semua warga kampung membangun rumah dengan konstruksi Bale Mengina yang semua perabotnya terbuat dari bahan alami.
Masyarakat Dusun Semokan memiliki kebun adat yang mereka pagari dengan potongan-potongan bambo setinggi 2 meter. Kebun adat itu hanya berukuran 1 are (100 m2). Tanah tersebut hanya ditanami salaq yang dikelola dengan system adat dan apabila salak itu berbuah, maka setiap warga diperbolehkan untuk memetiknya setelah mendapat izin dari Amaq Lokak (tetua adat). Di tengah-tengah perkampungan terdapat sebuah sumur tua yang airnya cukup jernih dan di sebelah sumur itu ditaruh sebuah bong/gentong (tempat air yang terbuat dari bahan tanah liat). Sumur inilah yang dijadikan sebagai sumber air bersih bagi setiap warga kampung.
Di tengah-tengah perkampungan Dusun Semokan terdapat sebuah Masjid Kuno yang bentuknya sangat unik. Masjid Kuno ini disebut dengan Masjid Kuno Semokan. Masjid ini dijadikan sebagai pusat pelaksanaan Tradisi Adat Gama masyarakat Desa Sukadana dan Desa Akar-Akar. Perlu diketahui bahwa Masjid Kuno Semokan merupakan masjid kuno yang keberadaannya lebih awal dari Masjid Kuno Bayan dan di masjid ini juga dilaksanakan ritual Adat Gama seperti Maulid Adat, Lebaran Adat, Gawe Alip, dan Lohoran. Masjid ini dijaga oleh seorang Kiyai Mudim yang ditunjuk oleh warga berdasarkan garis keturunnya. Di depan masjid terhapar halaman yang ditumbuhi oleh rumput (gegaba) yang hijau. Rumput itu terhampar di atas tanah seluas 1,5 are. Hamparan rumput ini memperindah suasan kampung dan di atas rumput inilah anak-anak warga Dusun Semokan menghabiskan waktunya untuk bermain dengan kawan-kawannya.
Satu yang berlaku dalam kehidupan masyarakat Dusun semokan adalah tidak diperbolehkannya setiap anggota masyarakat setempat untuk mendapatkan pendidikan atau dengan kata lain, setiap warga Dusun Semokan tidak diperbolehkan bersekolah sehingga sampai saat ini belum ada masyarakat setempat yang menikmati pendidikan formal mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Hal inilah yang kemudian menyebabkan tradisi dan sistem kehidupan masyarakat setempat yang sangat tradisional tidak berubah meskipun oleh perkembangan zaman.
Dusun Semokan adalah satu-satunya perkampungan yang sangat unik di wilayah Kecamatan Bayan dan bahkan di wilayah Lombok Utara.
Masyarakat Adat Semokan sungguh luar biasa dalam mempertahankan konsep hidup tradisional danberpegang teguh kepada norma-norma adat dan budaya yang mereka warisi dari nenek moyang mereka. Jika anda ingin melihat masyarakat asli Lombok dengan keunikan konsep hidupnya maka berkunjunglah ke Dusun Semokan Desa Sukadana Kecamatan Bayan. Keunikan bentuk bangunan tradisional, suasana hutan yang rindang, dan gaya hidup tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Dusun Semokan adalah pesona wisata yang sungguh menakjubkan dan semuanya itu tidak akan pernah anda temukan di wilayah pulau Lombok lainnya. Perlu juga diketahui bahwa setiap pengunjung yang hendak memasuki Dusun Semokan diharuskan memakai pakaian adat/tradisional. Jika pengunjung tidak mengikuti ketentuan itu maka kehadiran mereka tidak akan diterima oleh warga setempat.Jika ingin berkomunikasi dengan masyarakat setempat ,maka pengunjung harus membawa seorang guide/pemandu yang menguasai bahasa Bayan Asli sebab tidak satupun masyarakat setempat yang dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar